Kamis, 11 November 2010

Elang Bido Terakhir di Ngrangkah

Satwa Merapi

Jumat, 12 November 2010 | 10:27 WIB
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Elang Jawa di lereng Merapi
KOMPAS.com — Dua ekor elang bido di Dusun Ngrangkah, Umbulharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (24/10/2010)—dua hari sebelum letusan pertama Gunung Merapi—barang kali merupakan elang bido terakhir yang diamati Lim Wen Sin.
Bukan hanya burung jenis raptor, burung-burung lain dipastikan tersebar ke berbagai lokasi lain, menjauh dari Merapi.
Letusan dahsyat Merapi itu dipastikan menghancurkan ribuan hektar hutan dan kebun rakyat, yang juga habitat burung-burung di lereng Merapi. Selain elang bido, vegetasi di sisi selatan Merapi juga rumah bagi burung langka—elang jawa— yang sebelum letusan berjumlah kurang dari 10 ekor.
Dusun Ngrangkah merupakan salah satu dusun dengan kerusakan terhebat. Beberapa warganya tewas pada letusan pertama. Dusun itu merupakan tetangga Dusun Kinahrejo, dusun tempat tinggal juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.
”Bukan hanya burung jenis raptor (pemangsa), burung-burung lain dipastikan juga tersebar ke berbagai lokasi lain, menjauh dari Merapi,” kata Lim, penggiat pengamatan burung pada Raptor Club Indonesia. Selain tersebar, bukan tak mungkin sebagian di antaranya mati, seperti laporan sesama pengamat burung yang melihat elang jawa sekarat di sekitar Kaliurang.
Burung seperti kepodang dan srigunting yang memangsa keluarga serangga diperkirakan sangat terdampak. Kalaupun banyak burung selamat, bisa dipastikan masa depan puluhan jenis burung di lereng Merapi terancam.
Letusan Merapi yang membumihanguskan vegetasi dan ekosistem lerengnya berdampak langsung pada ketersediaan aneka jenis pakan di alam. Kalaupun ada, selain terbatas, kualitas pakan burung, seperti serangga, ular, buah-buahan, atau tetumbuhan, dipastikan terkontaminasi abu vulkanik.
Sebenarnya, harapan banyak burung di lereng Merapi selamat masih ada. Sejumlah laporan menyebutkan adanya kelompok burung yang bermigrasi lokal beberapa hari sebelum Merapi meletus.
Bahkan, satu hari setelah letusan, sejumlah burung pemangsa lain teramati bergeser ke rerimbunan pohon di Dusun Kepuharjo, di sisi selatan dan timur Kinahrejo. Pasca-letusan kedua, Jumat (5/11/2010) dini hari, keberadaan burung-burung yang bermigrasi lokal itu tak terpantau lagi.
Kawasan lereng Merbabu dan Sindoro-Sumbing di Jawa Tengah diduga menjadi tujuan migrasi lokal berikutnya. ”Itu akan terjadi selama ada koridor penghubung berupa vegetasi,” kata Lim. Kalaupun berhasil tiba di tempat baru, kompetisi pakan menjadi persoalan lanjutan. Di alam, siapa kuat dia bertahan.
Di dalam rantai makanan, elang jawa dan burung pemangsa lain, seperti elang bido, merupakan predator puncak. Namun, baik predator maupun mangsa tak ada perbedaan di ”mata” Merapi. Dan, burung-burung pun dipaksa beterbangan entah ke mana. (GSA)
Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar