Kamis, 11 November 2010

Panel Surya di Luar Angkasa, Mungkinkah?


Kamis, 11 November 2010 | 11:34 WIB
NASA
Ilustrasi panel surya di luar angkasa
KOMPAS.com - Mencari solusi dari krisis energi yang kini dihadapi, sebuah rencana baru penggunaan tenaga surya dicetuskan. Dengan rencana baru itu, sinar matahari akan dikumpulkan langsung di luar angkasa menggunakan satelit dan akhirnya ditembakkan langsung ke bumi agar bisa dipergunakan.

Inisiatif rencana tersebut datang dari mantan presiden India APJ Kalam dan National Space Society (NSS). Rencana itu diungkapkan pada hari Kamis tanggal 4 November yang lalu.

"Pengumpulan tenaga surya berbasis luar angkasa ini akan mengubah bumi menjadi planet yang bersih, menjanjikan dan membahagiakan," kata kalam saat menghadiri press conference rencana itu.

Rencananya sendiri secara detail adalah meluncurkan satelit yang memiliki panel surya berukuran besar. Satelit itu akan mengumpulkan energi matahari dalam jumlah besar dan kemudian mengubahnya menjadi gelombang mikro yang akan dipancarkan ke bumi. gelombang mikro itu lalu akan diubah menjadi energi listrik oleh antena penerima yang disebut rectenna.

Panel surya berbasis luar angkasa itu bisa diarahkan ke berbagai wilayah di bumi dan tidak akan terpengaruh oleh perubahan cuaca maupun pergantian siang dan malam. Hal tersebut dikatakan oleh Mark Hopkins, ketua komite eksekutif National Space Society.

Hopkins juga mengatakan, teknologi itu mampu mengirimkan energi dalam jumlah besar tanpa membahayakan lingkungan. " Teknologi ini tidak menghasilkan karbon dioksida. Jadi, sangat bersih dan merupakan sumber energi yang bisa diperbaharui," katanya.

Meski sangat menjanjikan, pengembangan teknologi ini masih menghadapi kendala teknis. Namun, kalam tetap percaya bahwa ide ini tetap bisa diwujudkan dalam 15 tahun ke depan. Ia akan berusaha untuk mengajak negara-negara G8 dan G13 untuk bergabung dan melaksanakan ide tersebut.

Pencetusan rencana ini menandai kerjasama Amerika Serikat yang diwakili NSS dengan India. Para pencetus gagasan percaya, eksekusi dari rencana ini tidak hanya menguntungkan dari sisi energi. "Kerjasama ini juga akan menciptakan lapangan kerja di kedua negara," jelas Hopkins.

Dalam kerjasama ini, Amerika Serikat akan memberi sumbangsih dalam biang teknologi sementara India akan berperan dalam mengupayakan ongkos produksi yang murah.
news.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar