Oleh Gloria Samantha | Selasa, 9 November 2010 | kesehatan
Nikola Gole/STOCK.XCHNG
Penelitian terbaru menemukan adanya perbedaan antara penyakit kanker paru-paru para perokok dan orang-orang yang tidak merokok.
Penelitian tersebut dipresentasikan dalam konferensi Frontiers in Cancer Prevention Research, yang diadakan oleh American Association for Cancer Reseach pada Selasa (8/11) lalu.
Seperti dikemukakan Kelsie Thu dari BC Cancer Research Center Canada pada MyHealthNewsDaily, ada hampir dua kali lebih banyak kecenderungan perubahan DNA dalam tumor orang yang pernah merokok dibandingkan dengan tumor pada orang yang tidak merokok. Artinya, kanker pada perokok dan bukan-perokok dapat dibedakan.
Orang bukan perokok memiliki lebih banyak mutasi pada sebuah gen yang tugasnya melakukan penyandian molekul bernama reseptor faktor pertumbuhan epidermal (epidermal growth factor receptors atau EGFRs), yang menerima sinyal di membran sel. Dan mutasi EGFR bukan satu-satunya mutasi.
Peneliti juga menemukan lebih banyak perubahan wujud di genom nonperokok daripada genom perokok. Oleh karena itu, kemungkinan besar kanker tumbuh melalui jalur molekular yang berbeda.
Menurut Thu, "Untuk bukan perokok mungkin (penyebabnya) menunjuk pada karsinogen, bukan dari rokok, sebab tumor mereka, yang kemudian berkembang menjadi kanker paru-paru, dipicu oleh alterasi DNA."
Hasil ini sesuai dengan penemuan sebelumnya, yakni di antaranya review dalam jurnal Nature 2007 dan review dalam Journal of Thoracic Oncology.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi penemuan ini. Namun sangat mungkin variasi DNA yang ditemukan dapat diaplikasikan menuju pengobatan demi melawan masing-masing tipe kanker itu.
"Dengan melakukan pengembangan dari apa yang diketahui mengenai kanker paru-paru pada orang bukan-perokok, hasilnya dapat membantu kita lebih mengerti, terutama mengarah pada peningkatan diagnosis dan stretegi pengobatan," ungkap Thu.
Berikutnya, Thu berkata, penemuan bisa ditegaskan dengan menginvestigasi berbagai gen di tumor paru-paru lainnya, untuk mencari variasi pola yang sama.
Sumber: Live Science
Tidak ada komentar:
Posting Komentar