Senin, 15 November 2010

Sudah saatnya penyelenggara wisata pikirkan backpacker


Oleh Alex Pangestu  | Senin, 15 November 2010 | budaya

Sudah saatnya penyelenggara wisata pikirkan backpacker
Ryan Ishak/Fotokita.net
 
Pariwisata Indonesia dianjurkan menyediakan fasilitas para backpacker atau wisatawan beranggaran terbatas yang kini jumlahnya semakin bertambah. Demikian menurut pengamat pariwisata Khodiyat.

Ia mengatakan, para backpacker meskipun tidak menjadi kontributor dalam hal penambahan wisatawan mancanegara ke Indonesia, tetapi tetap harus diperhitungkan sebagai wisatawan yang melakukan pergerakan di Indonesia dan mendatangkan manfaat bagi ekonomi lokal.

Oleh karena itu, menurut dia, idealnya pemerintah mengaktifkan kembali sarana akomodasi termasuk penginapan yang layak dan terjangkau bagi mereka."Fasilitas seperti youth hostel yang pernah ada beberapa waktu lalu diaktifkan kembali dan dikelola dengan baik dan rapi. Ini akan sangat membantu mereka melakukan perjalanan ke Indonesia," katanya.
Backpacker adalah istilah yang yang digunakan untuk para traveler dengan budget minim menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, sambil berjalan kaki.
Para backpacker umumnya mencari segala sesuatu yang serba murah dan sangat menikmati detail perjalanan. Mereka biasanya memakai ransel punggung (backpack) dan berpakaian seadanya. Tas punggung atau yang dikenal sebagai backpack inilah yang menjadi ciri khas mereka.
Banyak dari mereka yang ingin mendapatkan pengalaman dan berfoto di tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi untuk kemudian dipajang di jejaring sosial.
Menurut Khodiyat, tren wisata itu tergolong wisata pengalaman dan ke depan akan menjadi sumber potensi yang besar untuk dikembangkan di tanah air. Apalagi Indonesia memiliki ribuan tempat eksotik yang siap memberikan pengalaman unik kepada para pengunjungnya.
Teks oleh Yuli/Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar