Oleh Alex Pangestu | Selasa, 9 November 2010 | arkeologi
Australian Archaeological Association
Sebuah kapak batu, berusia sekitar 35.500 tahun, yang ditemukan di tanah suci suku Aborigin, Amhem Land,bagian utara Darwin, Australia diklaim sebagai kapak batu tertua di dunia, mengalahkan kapak serupa berusia antara 20.000-30.000 tahun yang ditemukan di Jepang dan bagian Australia lain sebelumnya.
Kapak itu berjenis kapak ground edge, jenis kapak yang bagian pinggirnya diasah hingga tajam. "Kita bisa melihat tanda pada bagian tepi kapak. Orang yang menggunakan kapak itu mengasahnya dengan batu sehingga permukaannya lebih halus," jelas Bruno David dari Monash University seperti dilansir situs Discovery hari Jumat (5/11/10) lalu.
David mengungkapkan, temuan ini bisa mengubah pandangan bahwa kapak berasal dari Eropa. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi bukti bahwa kaum Aborigin Jawoyn yang mendiami wilayah tersebut telah mengembangkan teknologi untuk menunjang hidupnya. "Pengasahan batu menunjukkan adanya teknologi yang meningkatkan efisiensi. Penemuan teknologi ini setara dengan penemuan busur dan panah," ucap David.
Anggota suku Aborigin yang mengundang para arkeolog ke tanah sucinya mengatakan bahwa penelitian itu bisa membuka hubungan yang sangat bermakna dengan para leluhur. "Saya ingin mengetahui kebenaran (tentang kapak batu). sekarang saya sudah mengetahuinya. saya merasa senang," ungkap Margaret Katherine, pemilik tanah di Amhem Land.
Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Kapak itu berjenis kapak ground edge, jenis kapak yang bagian pinggirnya diasah hingga tajam. "Kita bisa melihat tanda pada bagian tepi kapak. Orang yang menggunakan kapak itu mengasahnya dengan batu sehingga permukaannya lebih halus," jelas Bruno David dari Monash University seperti dilansir situs Discovery hari Jumat (5/11/10) lalu.
David mengungkapkan, temuan ini bisa mengubah pandangan bahwa kapak berasal dari Eropa. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi bukti bahwa kaum Aborigin Jawoyn yang mendiami wilayah tersebut telah mengembangkan teknologi untuk menunjang hidupnya. "Pengasahan batu menunjukkan adanya teknologi yang meningkatkan efisiensi. Penemuan teknologi ini setara dengan penemuan busur dan panah," ucap David.
Anggota suku Aborigin yang mengundang para arkeolog ke tanah sucinya mengatakan bahwa penelitian itu bisa membuka hubungan yang sangat bermakna dengan para leluhur. "Saya ingin mengetahui kebenaran (tentang kapak batu). sekarang saya sudah mengetahuinya. saya merasa senang," ungkap Margaret Katherine, pemilik tanah di Amhem Land.
Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar