Hasil Penelitian
Sabtu, 13 November 2010 | 09:31 WIB
shutterstock
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa peneliti Amerika Serikat, Kamis (11/
11/2010), mengungkapkan rahasia cara kucing menghirup air atau susu dengan sangat anggun, fenomena yang berlangsung sangat cepat sehingga tak dapat diikuti oleh pandangan manusia.
Kucing termasuk di antara banyak spesies yang, tak seperti manusia, tak dapat menutup mulut dan menyedot.
Dengan bantuan dari video berkecepatan tinggi yang direkam mengenai cairan yang dihirup oleh kucing, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Princeton University mendapati kucing rumahan dan kucing liar seperti harimau menyeimbangkan daya tarik bumi dan kelambanan saat mereka menyedot cairan.
Penelitian tersebut akan disiarkan di jurnal Science terbitan Jumat (12/11/2010). Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa ketika kucing memasukkan lidah mereka ke dalam mangkuk cairan, permukaan lidahnya mula-mula menyentuh cairan, lalu ujungnya yang melengkung seperti huruf J membentuk sejenis sendok besar.
Itu pertama kali diamati oleh seorang insinyur MIT, yang merekam kucing yang sedang menghirup cairan pada 1940, demikian laporan kantor berita Prancis, AFP.
Namun, dengan mempelajari gambar tersebut, para peneliti sekarang dapat memutuskan bahwa tak ada dampak sendok. Akan tetapi, lidah kucing malah bergerak ke luar dan masuk mulutnya dengan sangat cepat sehingga tindakan itu membentuk satu lajur cairan.
"Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok," demikian antara lain isi pernyataan dari Departemen Rekayasa Lingkungan Hidup dan Sipil MIT.
Malah, ujung lidah kucing yang mulus "nyaris tak menyentuh permukaan cairan sebelum kucing tersebut dengan cepat menarik lidahnya kembali ke dalam mulut".
"Karena kucing tersebut melakukan tindakan itu, satu lajur susu terbentuk di antara lidah yang bergerak dan permukaan cairan. Kucing kemudian menutup mulutnya, dan menjepit ujung lajur cairan agar dapat menikmati minumannya, sementara hewan tersebut menjaga dagunya tetap kering," katanya.
Lajur cairan itu "diciptakan oleh keseimbangan lembut antara daya tarik bumi, yang menarik cairan kembali ke mangkuk, dan kelambanan, yang di dalam ilmu fisika, merujuk kepada kecenderungan cairan atau benda apa pun, terus bergerak di satu arah kecuali kekuatan lain ikut campur".
Kucing "secara insting mengetahui cara dengan cepat menyedot dengan tujuan menyeimbangkan kedua daya itu, dan kapan untuk menutup mulutnya. Jika hewan tersebut menunggu sedetik saja, kekuatan daya tarik bumi akan mengambil alih kelambanan sehingga lajur itu terpecah, sehingga cairan tersebut jatuh lagi ke dalam mangkuk, dan lidah kucing itu masuk ke dalam mulutnya dalam keadaan kosong".
Kucing rata-rata melakukan jilatan empat kali per detik. Masing-masing jilatan membawa sebanyak 0,1 mililiter cairan, kata para peneliti tersebut. Ditambahkannya, kucing yang lebih besar menjilat dengan cara yang lebih lamban.
antara11/2010), mengungkapkan rahasia cara kucing menghirup air atau susu dengan sangat anggun, fenomena yang berlangsung sangat cepat sehingga tak dapat diikuti oleh pandangan manusia.
Kucing termasuk di antara banyak spesies yang, tak seperti manusia, tak dapat menutup mulut dan menyedot.
Dengan bantuan dari video berkecepatan tinggi yang direkam mengenai cairan yang dihirup oleh kucing, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Princeton University mendapati kucing rumahan dan kucing liar seperti harimau menyeimbangkan daya tarik bumi dan kelambanan saat mereka menyedot cairan.
Penelitian tersebut akan disiarkan di jurnal Science terbitan Jumat (12/11/2010). Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa ketika kucing memasukkan lidah mereka ke dalam mangkuk cairan, permukaan lidahnya mula-mula menyentuh cairan, lalu ujungnya yang melengkung seperti huruf J membentuk sejenis sendok besar.
Itu pertama kali diamati oleh seorang insinyur MIT, yang merekam kucing yang sedang menghirup cairan pada 1940, demikian laporan kantor berita Prancis, AFP.
Namun, dengan mempelajari gambar tersebut, para peneliti sekarang dapat memutuskan bahwa tak ada dampak sendok. Akan tetapi, lidah kucing malah bergerak ke luar dan masuk mulutnya dengan sangat cepat sehingga tindakan itu membentuk satu lajur cairan.
"Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok," demikian antara lain isi pernyataan dari Departemen Rekayasa Lingkungan Hidup dan Sipil MIT.
Malah, ujung lidah kucing yang mulus "nyaris tak menyentuh permukaan cairan sebelum kucing tersebut dengan cepat menarik lidahnya kembali ke dalam mulut".
"Karena kucing tersebut melakukan tindakan itu, satu lajur susu terbentuk di antara lidah yang bergerak dan permukaan cairan. Kucing kemudian menutup mulutnya, dan menjepit ujung lajur cairan agar dapat menikmati minumannya, sementara hewan tersebut menjaga dagunya tetap kering," katanya.
Lajur cairan itu "diciptakan oleh keseimbangan lembut antara daya tarik bumi, yang menarik cairan kembali ke mangkuk, dan kelambanan, yang di dalam ilmu fisika, merujuk kepada kecenderungan cairan atau benda apa pun, terus bergerak di satu arah kecuali kekuatan lain ikut campur".
Kucing "secara insting mengetahui cara dengan cepat menyedot dengan tujuan menyeimbangkan kedua daya itu, dan kapan untuk menutup mulutnya. Jika hewan tersebut menunggu sedetik saja, kekuatan daya tarik bumi akan mengambil alih kelambanan sehingga lajur itu terpecah, sehingga cairan tersebut jatuh lagi ke dalam mangkuk, dan lidah kucing itu masuk ke dalam mulutnya dalam keadaan kosong".
Kucing rata-rata melakukan jilatan empat kali per detik. Masing-masing jilatan membawa sebanyak 0,1 mililiter cairan, kata para peneliti tersebut. Ditambahkannya, kucing yang lebih besar menjilat dengan cara yang lebih lamban.
Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar