Oleh Alex Pangestu | Kamis, 29 Juli 2010 | sains
"Untuk membuat perkiraan terjadinya hurikan, dibutuhkan sebuah sistem yang bisa menggambarkan kondisi cuaca--pergerakan udara dan temperatur, serta curah hujan--lalu membuat simulasi bagaimana mereka berubah dan berinteraksi secara global dan lokal untuk membentuk suatu topan," jelas Shen kepada LiveScience.
Dengan membandingkan data hasil simulasi dengan hasil penelitian Topan Nargis asli, Shen dan timnya mengaku kalau simulasi yang mereka buat bisa memprediksi terbentuknya badai 5 hari sebelum terjadi. Andai saja simulasi ini sudah ada sebelum Topan Nargis terjadi, maka jumlah korban mungkin tidak mencapai 100 ribu orang.
Topan Nargis terjadi di Myanmar pada 2 Mei 2008 dengan kecepatan angin lebih dari 165 kilometer per jam. Topan ini tercatat sebagai salah satu dari 10 topan paling mematikan.
Hasil studi dari 1 kejadian ini dianggap belum cukup untuk membuktikan akurasi model simulasi milik Shen. Robert Atlas, Direktur NOAA di Miami, mengatakan,"Model milik Shen memang bekerja dengan baik untuk 1 topan, tapi tak berarti bekerja untuk badai yang akan terjadi."
Sumber: LiveScience
Gambar: www.smh.com.au
Tidak ada komentar:
Posting Komentar