Lebah Lebih Pintar daripada Komputer
Kamis, 28 Oktober 2010 | 15:32 WIB
SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com — Lebah bisa memecahkan kasus klasik bernama "Travelling Salesman" dalam dunia komputer dengan catatan waktu yang singkat. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti di Queens Mary University di London, Inggris.
"Travellling Salesman" membuat komputer harus menemukan rute terpendek dari kota-kota yang harus dilalui oleh seorang pedagang. Syaratnya, sebuah kota hanya boleh dilewati satu kali.
Untuk membuat kasus yang mirip, para peneliti melakukan simulasi menggunakan bunga yang dikontrol oleh komputer. Para peneliti ingin mengetahui cara lebah menemukan semua bunga. Apakah lebah akan hinggap di bunga yang lebih dulu ditemukannya atau berusaha mencari rute terpendek? Ternyata, lebih mempelajari kondisi lebih dulu, lalu dengan waktu singkat berhasil menemukan rute terpendek.
"Lebah butuh banyak energi untuk terbang sehingga mereka harus menemukan rute yang efisien," kata peneliti. Para peneliti juga menambahkan kalau lebih memanfaatkan sudut sinar matahari untuk melakukan navigasi dan kembali ke sarang mereka. "Untuk melakukan itu, otak mereka harus didukung memori yang kuat," kata seorang peneliti dari Queens Mary University.
Hasil penelitian ini, seperti dijelaskan oleh Queens Mary University, bisa dipakai untuk lebih memahami masalah jaringan, seperti lalu lintas, jaringan distribusi, serta pengendalian penyakit. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
"Travellling Salesman" membuat komputer harus menemukan rute terpendek dari kota-kota yang harus dilalui oleh seorang pedagang. Syaratnya, sebuah kota hanya boleh dilewati satu kali.
Untuk membuat kasus yang mirip, para peneliti melakukan simulasi menggunakan bunga yang dikontrol oleh komputer. Para peneliti ingin mengetahui cara lebah menemukan semua bunga. Apakah lebah akan hinggap di bunga yang lebih dulu ditemukannya atau berusaha mencari rute terpendek? Ternyata, lebih mempelajari kondisi lebih dulu, lalu dengan waktu singkat berhasil menemukan rute terpendek.
"Lebah butuh banyak energi untuk terbang sehingga mereka harus menemukan rute yang efisien," kata peneliti. Para peneliti juga menambahkan kalau lebih memanfaatkan sudut sinar matahari untuk melakukan navigasi dan kembali ke sarang mereka. "Untuk melakukan itu, otak mereka harus didukung memori yang kuat," kata seorang peneliti dari Queens Mary University.
Hasil penelitian ini, seperti dijelaskan oleh Queens Mary University, bisa dipakai untuk lebih memahami masalah jaringan, seperti lalu lintas, jaringan distribusi, serta pengendalian penyakit. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar