Perubahan Iklim
Kondisi Arktik Tak Akan Pulih
Selasa, 26 Oktober 2010 | 10:18 WIB
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi es di kutub
TERKAIT:
KOMPAS.com - Tanda-tanda berlangsungnya perubahan iklim yang muncul di Arktik diperkirakan akan permanen. Tanda-tanda tersebut, antara lain, adalah semakin menghangatnya atmosfer di kawasan Arktik, menciutnya luasan es, dan mencairnya gletser.
Demikian, antara lain, isi laporan dari sejumlah ilmuwan, Kamis (21/10/2010). Sejumlah ilmuwan dari AS, Kanada, Rusia, Denmark, dan beberapa negara lain mengatakan, "Kemungkinannya kecil bahwa Arktik bisa kembali ke kondisi semula."
Kondisi di Arktik bermakna besar karena kawasan tersebut merupakan faktor dominan dalam kondisi cuaca di kawasan negara-negara utara yang penduduknya padat. Hujan salju yang amat lebat di AS, Eropa utara, dan Asia Barat pada musim dingin yang lalu merupakan salah satu dampak dari perubahan kondisi di Arktik.
"Musim dingin 2009-2010 menunjukkan kaitan antara kondisi dingin ekstrem di lintang tengah dan hujan salju dan perubahan pola angin di Arktik—yang disebut sebagai pola Arktik Hangat-Benua Dingin (Warm Arctic-Cold Continents pattern)," demikian diungkapkan dalam laporan tersebut yang diluncurkan Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA).
Ditemukan bukti bahwa temperatur di atas Arktik naik dengan laju lebih cepat dari kenaikan temperatur global, dua kali lebih tinggi dari kenaikan temperatur di lintang rendah.(REUTERS/ISW)
Kompas Cetak
Demikian, antara lain, isi laporan dari sejumlah ilmuwan, Kamis (21/10/2010). Sejumlah ilmuwan dari AS, Kanada, Rusia, Denmark, dan beberapa negara lain mengatakan, "Kemungkinannya kecil bahwa Arktik bisa kembali ke kondisi semula."
Kondisi di Arktik bermakna besar karena kawasan tersebut merupakan faktor dominan dalam kondisi cuaca di kawasan negara-negara utara yang penduduknya padat. Hujan salju yang amat lebat di AS, Eropa utara, dan Asia Barat pada musim dingin yang lalu merupakan salah satu dampak dari perubahan kondisi di Arktik.
"Musim dingin 2009-2010 menunjukkan kaitan antara kondisi dingin ekstrem di lintang tengah dan hujan salju dan perubahan pola angin di Arktik—yang disebut sebagai pola Arktik Hangat-Benua Dingin (Warm Arctic-Cold Continents pattern)," demikian diungkapkan dalam laporan tersebut yang diluncurkan Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA).
Ditemukan bukti bahwa temperatur di atas Arktik naik dengan laju lebih cepat dari kenaikan temperatur global, dua kali lebih tinggi dari kenaikan temperatur di lintang rendah.(REUTERS/ISW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar